HAKEKAT PERKEMBANGAN
Masing-masing dari kita mengalami perkembangan yang berbeda-beda. Kebanyakan waktu, perhatian kita diarahkan kepada keunikan individu. Namun para psikolog yang mempelajari perkembangan masa hidup tertarik pada karakteristik kita yang sama dan yang unik. Perkembangan (development) ialah pola gerakan atau perubahan yang dimulai dari pembuahan dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan. Pola gerakan adalah kompleks karena gerakan merupakan produk dari beberapa proses – biologis, kognitif, dan sosial.
Proses biologis (biologikal processes) meliputi perubahan pada sifat fisik manusia.
Proses kognitif (cognitive processes) meliputi perubahan pada pemikiran, inteligensi, dan bahan individu.
Proses sosioemosional (socioemotional processes) meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan perubahan pada kepribadian.
Proses-proses ini saling berkaitan dalam perkembangan individu sepanjang masa hidup manusia.
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai : (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampi mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkahlaku yang tidak dipelajari.
Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” perkembangan juga diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.”
Santrock (1996), menjelaskan pengertian perkembangan sebagai berikut: “Development is the pattern of change that begins at conception and continues through the life span. Most development involves growth, atthough it includes decay (as in death and dying). The pattern of movement is complex because it is product of several processes – biological, cognitive, and socioemotional.”
Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa definisi di atas adalah bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian. Ini menunjukan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan.
B. KONSEP PERTUMBUHAN, KEMATANGAN DAN PERUBAHAN
1. Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan (growth) sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai; satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) selsel.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya.
Dengan demikian, istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada sutu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.
2. Kematangan (maturation)
Pertumbuhan dan perkembangan pada umumnya berjalan selaras dan pada tahap-tahap tertentu menghasilkan suatu “kematangan”, baik kematangan jasmani maupun kematangan mental.
Davidof (1998), menggunakan istilah kematangan (maturation) untuk menunjuk pada munculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini juga sangat tergantung pada gen, karena pada saat terjadinya pembuahan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk perkembangan makhluk tersebut di kemudian hari. Banyak dari potensi-potensi tersebut yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari perjalanan perkembangan makhluk itu secara perlahan-lahan di kemudian hari.
Kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan, karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
Kematangan mula-mula merupakan hasil dari adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu, seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut dengan kematangan biologis. Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek psikis yang meliputi keadaan berpikir, rasa, kemauan, dan lain-lain, serta kematangan pada aspek psikis ini diperlukan adanya latihan-latihan tertentu.
3. Perubahan (change)
Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, maka realisasi diri atau yang biasanya disebut “aktualisasi diri” merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan ini dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.
Bagaimana manusia mengungkapkan dorongan ini, sangat tergantung pada kemampuan-kemampuan bawaan dan latihan yang diperoleh, tidak hanya selam masa anak-anak tetapi juga saat usianya meningkat dan sampai pada saat ia menjumpai tekanan-tekanan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan harapan-harapan masyarakat.
Secara garis besarnya perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi ke dalam empat bentuk, yaitu :
• perubahan dalam ukuran besarnya
• perubahan-perubahan dalam proporsi
• hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama
• timbul atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru
C. PERIODE PERKEMBANGAN
Pada umumnya kita menggambarkan perkembangan dalam pengertian periode. Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai berikut : periode pra-kelahiran,masa bayi,masa awal anak-anak,masa pertengahan dan akhir anak-anak,masa remaja,masa awal dewasa,masa pertengahan dewasa,dan akhir dewasa.perkiraan rata-rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi suatu gagasan umum kapan suatu periode mulai dan berakhir.
Periode kelahiran ( prenatal period ) adalah periode dari pembuahan hingga kelahiran.periode ini merupakan periode yang luar biasa-dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurnadengan kemampuan otak dan perilaku yang dihasilkan kira-kira dalam periode 9 bulan.
Masa bayi ( infancy ) adalah periode perkembangan yang rentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan.masa bayi adalah suatu masa yang sangat tergantung pada orang dewasa.
Masa awal anak-anak ( early childbood ) adalah periode perkembangan yang terentang dari akhir masa bayi hingga usia kira-kira 5 atau 6 tahun,periode ini biasa disebut “tahun-tahun prasekolah”.
Masa pertengahan dan akhir anak-anak ( middle and late childbood ) adalah periode perkembangan yang terentang dari usia kira-kira 6 hingga 11 tahun,yang kira-kira setara dengan tahun-tahun sekolah dasar,periode ini kadang-kadang disebut “ tahun-tahun sekolah dasar”.
Masa remaja ( adolescence )adalah periode perkembangan transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa,yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. Masa remaja bermula denagn perubahan fisik yang cepat,pertambahan tinggi dan berat badan dramatis,perubahan bentuk tubuh dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis dan dalamnya suara.
Masa awal dewasa ( early adultbood) adalah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan berakhir pada usia tigapuluhan tahun.
Masa pertengahan ( middle adultbood ) adalah periode perkembangn yang bermula pada usia kira-kira 35 hingga 45 tahun dan terentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial.
Masa akhir dewasa ( late adultbood ) adalah periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujupuluhan tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan,menatap kembali kehidupan,pensiun,dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial baru.
D. ESENSI PERKEMBANGAN
Dalam hal ini terdapat beberapa unit analisis tentang apa yang berkembang, diantaranya struktur kognitif, struktur psikis, strategi proses informasi, penentuan pola tindakan, eksplorasi persepsi, dan perangkat kejiwaan. Menurut Miller (1993), pandangan mengenai esensi perkembangan ini tergantung pada asumsi teoritis dan metode penelitian dalam beberapa dimensi berikut :
1. Level analisis dari molekular (lebih spesifik) ke molar (lebih luas)
2. Apakah penekanannya pada struktur (organisasi perilaku, pemikiran dan kepribadian) atau pada proses (dinamika, fungsi aspek dari sistem)?
3. Isi pembahasan apakah yang dianggap penting (misalnya kepribadian atau kognisi)
4. Apakah penekanannya pada perilaku yang tampak (overt) atau pada pemikiran atau kepribadian yang bersifat terselubung (covert)
5. Metodologi apakah yang dipergunakan untuk meneliti perkembangan ?
Bagi Piaget misalnya, yang menjadi esensi perkembangan adalah perkembangan kognitif. Esensi perkembangan kognitif menurut Piaget adalah perubahan struktural. Perubahan struktural memberi pengaruh terhadap perubahan dalam isi pikiran. Sedangkan bagi Freud, esensi perkembangan adalah membangun struktur id, ego dan superego yang menyalurkan dan mentransformasi energi seksual.
E. TEORI PERKEMBANGAN
Menurut Santrock (1998), teori adalah hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti, sehingga perlu diuji lebih lanjut untuk menentukan akurasinya. Untuk memahami suatu fenomena, kita dapat membuat prediksi tentang kapan, bagaimana fenomena itu akan terjadi. Pemahaman dan kemampuan prediksi tersebut dapat mengendalikan fenomena. Inilah yang menjadi tujuan ilmu termasuk psikologi perkembangan. Namun, tidak selalu berarti bahwa kita mampu mengontrol suatu gejala, maka kita sudah mengerti betul tentang gejala tersebut.
Untuk itu, agar suatu gejala dalam perkembangan betul-betul dapat dimengerti, maka kita memerlukan teori. Berikut ini akan diuraikan teori-teori perkembangan :
1. Teori Psikodinamik
Teori psikodinamik adalah teori yang berupaya menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang sangat diutamakan dalam teori ini ialah motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya. Para teoritis psikodinamik percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis yang sangat dipengaruhi oleh dorongan-dorongan atau impuls-impuls individual yang dibawa sejak lahir serta pengalaman-pengalaman sosial dan emosional mereka.
2. Teori Kognitif
Teori ini didasarkan pada asumsi, bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak. Dengan kemampuan kognitif ini, maka anak dipandang sebagai individu yang secara efektif membangun sendiri pengetahuan mereka tentang dunia. Teori ini didominasi oleh dua teori :
a. Teori Kognitif Piaget
Adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi denagan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif di dalam menyusun pengetahuan mengenai realitas, sehingga anak tidak pasif menerima informasi.
b. Pendekatan Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi lebih menekankan pada bagaimana individu memproses informasi. Informasi masuk ke dalam pikiran, bagaimana informasi diambil kembali untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas yang kompleks.
3. Teori Perilaku dan Belajar Sosial
Teori perilaku dalam psikologi menegaskan bahwa dalam mempelajari individu, yang seharusnya dilakukan oleh para ahli psikologi adalah menguji dan mengamati perilakunya, dan bukan mengamati bagian tubuh. Sedangkan teori belajar sosial adalah teori perluasan dari behaviourisme yang menekankan pentingnya perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan.
4. Faktor Etologis
Merupakan studi tentang perkembangan perilaku evolusi spesies dalam lingkungan alamiahnya. Teori etologi mengenai perkembangan menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode-perode kritis atau sensitif.
5. Teori Ekologis
Teori Ekologi ialah suatu pandangan sosio kultural tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.
6. Orientasi Teoritis Ekletis
Orientasi reoritis ekletis lebih memilih dan menggunakan semua yang dianggap terbaik dari semua teori.Masing-masing teori membrtikan sumbangan yang berbeda, dan barangkali strategi yang paling bijaksana mengadopsi perspektif teoritis ekletis jika kita ingin memahami perkembangan masa hidup secara lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Bandung: ROSDAKARYA.
www.wikipedia.com/.../teori-teori perkembangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar